Berita Dari Hasil Diskusi Tematis 1 - oleh Pengurus Komisariat GMKI FEB USU dilaksanakan pada tanggal 17 November 2020 dengan tema “Krisis Pandemi dan Resesi Menghantui Perekonomian RI”.
Diketahui bahwa Indonesia resmi resesi dilihat dari hasil diskusi tematis pertama oleh pengurus komisariat pada 17 November 2020 tepatnya secara daring dengan menggunakan aplikasi Zoom yang mengangkat data dari BPS (Badan Pusat Statistik). Disana terdapat pembicara yaitu saudara Eko Listiyanto, M.S.E dengan moderator Oktavia Veronica Sinaga sebagai Biro Pendidikan Kader.
Semenjak dikeluarkan pengumuman oleh Badan Pusat Statistik pada bulan September, Indonesia resmi dinyatakan masuk kedalam jurang resesi karena sudah mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi yang minus selama 2 kuartal yaitu kuartal II dan kuartal III. Tidak hanya itu, pemulihan Covid-19, dimana pemerintah tak hanya harus menangani permasalahan Covid-19 melainkan permasalahan resesi yang terjadi saat ini juga.
Pada data yang diperlihatkan oleh Badan Pusat Statistik, telah menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II minus sebesar 5.32%. Namun menunjukkan perubahan yang baik di Kuartal III pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai meningkat ke minus 3.49% hal ini memberikan harapan baik. Meskipun masih dalam keadaan minus, tetapi ada peningkatan sebesar 1.83%
“Struktur lapangan pekerjaan juga mengalami perubahan. Pada sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang tinggi karena pada saat ini banyak terjadi PHK yang menyebabkan masyarakat mengalihkan pekerjaannya menjadi petani dan memang pada sektor pertanian ini mobilitas masyarakat tidak terlalu padat dibanding sektor pekerjaan lainnya. Dan selain pertanian, perdagangan juga mengalami peningkatan. Pada dasarnya memang sektor yang besar penunjang perekonomian ialah perdagangan atau UMKM. Namun, diawal pandemi kemarin sektor UMKM mengalami penurunan yang sangat drastis karena pembatasan-pembatasan yang diberlakukan. Saat ini, untuk tetap terjaganya sektor UMKM, perlu dilakukan digitalisasi karena kekhawatiran orang untuk keluar rumah sehingga mereka lebih memilih belanja pada e-commerce yang lebih simpel. Hal ini menjadikan sektor UMKM harus lebih inovatif dan mampu beralih ke digital agar bisa bertahan” jelas Saudara Pemateri Eko.
“Yang berperan besar dalam menunjang keberlangsungan perekonomian di tengah resesi adalah UMKM, Pertanian, dan sektor informal. Selain itu, Infokom juga mengalami peningkatan karena permintaan terhadap internet juga meningkat sekarang ini. Pada keadaan resesi ini, terjadi kurangnya daya beli masyarakat disebabkan oleh kurang atau bahkan hilangnya pendapatan masyarakat. Keadaaan seperti ini juga menjadikan masyarakat lebih memilih menabung uangnya di Bank ketimbang membelanjakannya meskipun Bank sudah menurunkan suku bunga.” ujar Saudara Pemateri Eko.
Dikabarkan juga bahwa Resesi hadir diakibatkan oleh Covid-19. Dampak Covid-19 terhadap perekonomian diantaranya adalah pada Individu Rumah Tangga, mengakibatkan masyarakat kehilangan pekerjaan, kehilangan pendapatan, daya beli menurun, dan masalah pada segi kesehatan, usaha mikro, menengah, berakibat pada menurunnya aktivitas bisnis, angsuran bisnis tidak mampu dibayar, usaha ditutup bahkan bangkrut, dan korporasi, berakibat pada menurunnya permintaan, produksi berkurang, karyawan banyak yang di PHK, kesulitan Cash Flow, dan restrukturisasi kredit.
Langkah – langkah yang dapat diterapkan pemerintah serta masyarakat dengan melihat dampak dan pembatasan yang terjadi karena pandemi dan resesi ialah mengendalikan pandemi terlebih dahulu karena pemulihan pandemi menjadi kunci untuk memulihkan ekonomi, kedisiplinan elemen masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan, pengembangan sektor UMKM yang lebih adaptif dan berbasis teknologi atau digitalisasi bisnis untuk mendukung keberlangsungan siklus perdagangan., dan mentransformasi ekonomi yang lebih produktif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang digital.