Peluang Bonus Demografi Terhadap Pengangguran dan Ekonomi Di Sumatera Utara
Sebagai wadah untuk meningkatkan basis ilmu ekonomi sehingga perlu untuk mengetahui permasalahan ekonomi di sumatera utara, maka Pengurus komisariat GMKI FEB USU mengadakan program diskusi tematis III yang dilaksanakan pada Rabu 10 Maret 2020 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Ruang GBR 112 dan dimulai pukul 15.30 WIB.
Diskusi Tematis III dengan tema “ Peluang Bonus Demografi Terhadap Pengangguran dan Ekonomi Di Sumatera Utara” dibawakan oleh Wahyu Ario Pratomo,SE.,M.ec (Dosen Ekonomi Pembangunan FEB USU) Sebagai Pemateri dan Angel Sihotang sebagai Moderator.
Penyampaian materi dibuka dengan pandangan para ahli mengenai pembangunan ekonomi dan penduduk. Dimana ada 3 pandangan yakni;
- Penduduk mendukung pembangunan (Optimis)
Menurut Julian simon Profesor dari Marryland University, Pengarang buku The Ultimate Resources (1981) mengatakan bahwa “Dengan penduduk yang banyak maka akan menyebabkan banyak ide/pemikiran yang inovasi dan ini akan memengaruhi pembangunan ekonomi yang lebih tinggi”
- Penduduk menghambat pembangunan (Pesimis)
Menurut Teori Robert Malthus “Malthus Population Trap” Mengatakan bahwa “Pertumbuhan Penduduk yang tinggi akan menyebabkan pembangunan ekonomi merosot dan menciptakan lingkaran setan kemiskinan” Fokus utama penolakan Relasi pertambahan penduduk dengan pertumbuhan ekonomi adalah Keterbatasan (Limitation) yang dikarenakan manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan makanan jauh lebih lambat (deret hitung) dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (deret Ukur.
- Penduduk tidak mempunyai pengaruh terhadap pembangunan (Netral)
Menurut para ekonom populasi “revisionis” menyatakan bahwa “Kependudukan tidak mempengaruhi proses pembangunan ekonomi, Tapi satu hal apabila pasar bebas mampu mengimbangi kelangkaan akibat tekanan populasi maka ini akan mampu mengatasi setiap persoalan dan kesulitan yang bersumber dari laju pertumbuhan penduduk”.
Kerangka Hubungan Populasi dan Pembangunan
Faktor yang memengaruhi populasi dan pembangunan ekonomi
- Usia Vs Pendapatan dan Konsumsi
- Masyarakat akan bekerja dan berpenghasilan ketika usianya semakin dewasa
- Pendapatan yang semakin tinggi akan menghasilkan surplus
- Kondisi Surplus akan mendorong masyarakat:
-Memutuskan berumah tangga atau menambah jumlah anggota keluarga
-Penambahan penduduk akan menambah tenaga kerja
-Penambahan penduduk (potensi pasar) mendorong inovasi (teknologi)
- Transisi Demografi
Perubahan penduduk dari tingkat pertumbuhan yang stabil tinggi (tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi) ke tingkat pertumbuhan rendah (tingkat kelahiran dan kematian rendah).
Phase 1: Tahap Awal Transisi Kependudukan
- Negara memiliki tingkat kelahiran penduduk yang tinggi
- Angka Beban Ketergantungan (dependency ratio) meningkat
- Tingkat kesehatan masyarakat membaik sehingga menurunkan tingkat kematian penduduk usia lanjut
Phase 2: Window of Opportunity Dimulai
- Struktur penduduk berubah, dimana proporsi jumlah anak-anak mengalami penurunan dan proporsi penduduk usia lanjut tidak berubah.
- Angka Beban Ketergantungan semakin menurun
- Anggaran Negara dialihkan dari pengendalian penduduk (program keluarga berencana, kesehatan, perbaikan gizi bayi) kepada pendidikan dan peningkatan keterampilan.
- Peningkatan pemberdayaan perempuan (karena tidak memiliki anak yang banyak) sehingga jumlah penduduk yang bekerja semakin besar
- Pendapatan masyarakat semakin meningkat
Phase 3: Dividend Period (Bonus Demografi)
- Persentase penduduk produktif tinggi dan terus tumbuh sehingga pendapatan masyarakat meningkat
- ABK(Angka Beban Ketergantungan) semakin menurun, sehingga surplus pendapatan meningkat, tabungan meningkat dan investasi semakin meningkat sehingga pertumbuhan ekonomi tinggi
- Kebijakan negara yang mendukung investasi, peningkatan kesempatan kerja agar produktivitas terjaga
Phase 4: Dividend Period Selesai dan Negara Menjadi Maju
- Proporsi kelompok usia produktif kembali menurun, semakin banyak masyarakat usia lanjut
- ABK kembali meningkat khususnya dari kelompok usia lanjut
- Pertumbuhan ekonomi melambat
BONUS DEMOGRAFI
Suatu Kondisi dimana komposisi jumlah penduduk yang berusia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia non produktif
- Dampak transisi demografi yang menurunnya proporsi umur penduduk muda (kelahiran yang rendah) dan meningkatkan proporsi penduduk usia kerja (menurunnya dependency ratio)
- Keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh menurunnya Rasio Ketergantungan sebagai hasil penurunan fertilitas jangka panjang.
- Dikaitkan dengan munculnya suatu kesempatan (window of opportunity) yang harus dimanfaatkan untuk menaikkan kesejahteraan masyarakat
- Celah sempit diawali dengan bonus demografi terjadi mulai tahun 1990an
- The window of opportunity terjadi tahun 2020-2030 dimana Rasio Ketergantungan mencapai titik terendah yaitu 44 per 100
- Rasio Ketergantungan akan meningkat lagi sesudah 2030 karena meningkatnya proporsi penduduk lansia
- Jumlah penduduk usia kerja meningkat drastis mencapai 170,9 jt tahun 2015, mencapai 195,2 tahun 2040 dan menurun menjadi 191,5 tahun 2050
- Jumlah anak dibawah 15 tahun menurun, tetapi masih 50 juta tahun 2050
- Jumlah lansia meningkat pelahan sampai tahun 2035 lalu meningkat pesat mencapai 49,6 tahun 2050 sama dengan jumlah anak.
Fenomena yang dapat dilihat di Sumatera Utara
- tingkat kelahiran anak masih tinggi atau berada di 2,9%
- tingkat pengangguran sebesar 396 ribu tahun 2018 sebagai peringkat ke 11 dari seluruh di Indonesia,
- Pada tahun 2017 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumut mencapai 70,57%. Angka ini meningkat sebesar 0,57 poin atau tumbuh sebesar 0,81 persen dibandingkan tahun 2016.
- Pada tahun 2017 memiliki angka harapan hidup 68,37 persen.
- Pada 2020, jumlah penduduk usia produktif mencapai 66,7% dari total penduduk Sumatera Utara dengan angka ketergantungan (dependency ratio) sebesar 49,1%
SYARAT BONUS DEMOGRAFI MEMBERIKAN DAMPAK BAGI BAGI PEREKONOMIAN
Dampak Positif:
- Ledakan penduduk usia kerja mendapat pekerjaan layak
- Meningkatkan tabungan rumah tangga yang dapat diinvestasikan untuk perluasan kesempatan kerja
- Meningkatnya perempuan di pasar kerja karena anak sedikit, meningkatkan tabungan rumah tangga
- Human capital harus ditingkatkan kualitasnya
Dampak Negatif
- Peningkatan masalah sosial (pengangguran, kemiskinan, ketimpangan, kriminalitas)
- Beban anggaran pemerintah untuk penganggulan masalah sosial meningkat
- Defisit anggaran pemerintah meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan berkurangnya penerimaan negara